Jumat, Desember 11, 2009

Mengelola Biaya Ovehead Pabrik

M O D U L
MENGELOLA BIAYA OVERHEAD PABRIK

FASILITATOR:
ASNIDAWATI



KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena berkah rahmat-Nya sehingga modul ini dapat dirampungkan. Modul ini disusun sebagai salah satu bentuk bahan ajar yang penyusunannya telah disesuaikan dengan kurikulum SMK kelompok Bisnis dan Manajemen edisi 2004.

Dengan disusunnya modul ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari pengelolaan biaya overhead pabrik secara sistematis dan praktis, sehingga tujuan instruksional pembelajaran dapat tercapai dan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud.

Penyusun sadar modul ini masih jauh dari sempurna, karenanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan penyusunan dimasa yang akan datang.

Medan, 2009
Penyusun




PERISTILAHAN/GLOSARIUM
1. Biaya Overhead Pabrik
Adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja.

2. Biaya bahan penolong
Adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu
produk yang jumlahnya relative kecil.

3. Biaya tenaga kerja tak langsung
Adalah biaya / gaji yang diberikan kepada tenaga kerja bagian produksi yang tidak
menangani secara langsung proses pembuatan produk.

4. Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik
Adalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik untuk penyelesaian produk, baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Biaya reperasi dan pemeliharaan
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin dan peralatan pabrik.

6. Biaya asuransi pabrik
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membagi resiko yang terjadi dalam proses produksi di pabrik.

7. Biaya jasa kepada pihak lain
Adalah biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak ketiga guna penyelesaian dan kelancaran proses produksi.
8. Manufaktur
Adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dengan mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi

2. Kegiatan Belajar 2
Tujuan Kegiatan Belajar 2
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan peserta didik dapat mengetahui alasan pembebanan tarif BOP dan menentukan langkah penentuan tarif BOP.
Uraian Materi
A. Penentuan Tarif BOP
Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, BOP dibebankan kepada produk/pesanan atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Alasan pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif adalah sebagai berikut:
1. Pembebanan BOP atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain. Hal ini akan berakibat pada penyajian harga pokok persediaan produk dalam neraca dan besar kecilnya laba atau rugi yang disajikan dalam laporan rugi laba, sehingga mempunyai kemungkinan mempengaruhi keputusan-keputusan tertentu yang diambil oleh manajemen. Apabila BOP yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk, maka harga pokok produk per satuan mungkin akan berfluktuasi oleh sebab berikut ini:
a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.
Karena diantara BOP ada yang bersifat tetap dalam kisaran (range) perubahan kegiatan produksi tertentu, maka perubahan volume produksi dari bulan ke bulan mempunyai dampak terhadap perhitungan harga pokok produk per satuan, jika BOP sesungguhnya dibebankan kepada produk.
b. Perubahan tingkat efesiensi produksi.
Dalam bulan tertentu misalnya terjadi kenaikan jumlah bahan penolong yang dipakai , karena tidak adanya pengawasan yang baik terhadap kegiatan produksi.
c. Adanya BOP yang terjadinya secara sporadik.
Misalnya kerusakan mesin, dalam bulan tertentu bisa saja terjadi 2 atau 3 kali, tetapi di bulan yang lain hanya sekali atau tidak terjadi kerusakan.
d. BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
Misalnya pemberian THR pada karyawan.
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produkya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produk per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada unsur biaya yang baru dapat diketahui jumlahnya setiap awal bulan berikutnya atau pada akhir tahun.
B. Langkah Penentuan Tarif BOP
1) Menyusun Anggaran BOP
Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat produksi (kapasitas) yang akan digunakan sebagai dasar penaksiran jumlah anggaran BOP. Kapasitas tersebut antara lain:
 Kapasitas teoritis/ideal
Adalah kapasitas maksimum yang dapat dihasilkan oleh suatu departemen atau pabrik dalam kondisi yang sempurna tanpa ada hambatan.
 Kapasitas praktis/realistis
Adalah kapasitas yang dapat dicapai oleh departemen-departemen atau pabrik setelah diperhitngkan adanya hambatan – hambatan intern yang tidak dapat dihindarkan.
 Kapasitas normal/jangka panjang
Adalah kapasitas yang dapat dicapai oleh departemen-departemen atau pabrik setelah dikurangi hambatan intern dan trend penjualan dalam jangka panjang.
 Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.
2) Memilih Dasar Pembebanan BOP kepada produk
Langkah selanjutnya adalah memiih dasar yang akan dipakai untuk membebankan secara adil BOP kepada produk beberapa dasar yang dapat dipakai untuk pembebanan BOP kepada produksi adalah sebagai berikut:
1. Satuan Produksi
2. Biaya - Biaya Bahan Baku
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung
4. Jam Tenaga Kerja Langsung
5. Jam Mesin
3) Menghitung tarif BOP
a. Atas dasar satuan produk
Tarif BOP / unit = Taksiran BOP
Taksiran Satuan Produk yang dihasilkan

BOP yang dibebankan kepada produk :
Tarif BOP / unit x unit yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan
Contoh:
Taksiran BOP suatu periode Rp 7.500.000,- taksiran produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan adalah 15.000 unit, besarnya tarif BOP / unit dan BOP yang dibebankan pada produk bila produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutanadalah 12.000 unit.
Rp 7.500.000,-_
Tarif BOP/unit = = Rp 500,-
15.000
BOP yang dibebankan pada produk adalah: 12.000 unit x Rp 500,- = Rp 6.000.000,-


b. Atas dasar biaya bahan baku
Rumus perhitungan tarif BOP:
Taksiran BOP_________ _ x 100 = Persentase BOP dari BBB yang dipakai
Taksiran biaya bahan baku yang dipakai
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran Rp 3.000.000,-
Taksiran biaya bahan baku selama 1 tahun anggaran Rp 6.000.000,-
Tarif BOP adalah sebesar Rp 3.000.000,- x 100 = 50% dari BBB yang dipakai.
Rp 6.000.000,-
Jika dalam tahun anggaran tersebut, suatu produk pesanan menggunakan bahan baku Rp 1.000.000,- maka BOP yang dibebankan kepada produk tersebut adalah Rp 500.000,-

c. Atas dasar biaya tenaga kerja
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_________ _ x 100 = Persentase BOP dari biaya tenaga kerja langsung
Taksiran biaya tenaga kerja langsung

d. Atas dasar jam tenaga kerja langsung
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_________ _ x = tarif BOP per jam tenaga kerja langsung
Taksiran jam tenaga kerja langsung


e. Atas dasar jam mesin
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_________ _ x = Tarif BOP per jam kerja mesin
Taksiran jam kerja mesin




Untuk menghitung selisih BOP baik selisih anggaran maupun selisih kapasitas, tarif BOP sering juga dibedakan atas 3 jenis, yaitu:

a. Tarif BOP Total
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_________
Ukuran Kemampuan (Kapasitas)

b. Tarif BOP Tetap
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_Tetap________
Ukuran Kemampuan (Kapasitas)

. Tarif BOP Variabel
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP Variabel _
Ukuran Kemampuan (Kapasitas)
4) Tarif BOP Departemen
Bila dalam pengolahan suatu perusahaan menggunakan beberapa departemen produksi dan departemen pembantu maka untuk menentukan tarif BOP per departemen dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Penyusunan anggaran BOP per departemen
b) Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi.
c) Perhitungan tarif pembebanan BOP per departemen.










Test Formatif
I. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan mengapa dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, BOP dibebankan kepada produknya dengan menggunakan tarif!
2. Tuliskan langkah-langkah penentuan tarif BOP!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitas normal!

II. PT “UNTUNG ” menetapkan anggaran BOP-nya untuk tahun 2007 sebesar Rp 12.500.000,- Kapasitas normal 40.000 jam mesin. Taksiran BBB yang akan dipakai dalam tahun anggaran tersebut Rp Rp 20.500.000,-. Selama tahun 2007, jam mesin yang sesungguhnya 30.200 jam dan BBB yang sesungguhnya dipakai Rp 15.400.000,-
Berdasarkan data diatas, hitunglah :
a) Tarif BOP pada kapasitas normal.
b) BOP yang dibebankan kepada produk selama 2007!

Kamis, Desember 10, 2009

Modul Biaya Bahan Baku

BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul ini merupakan bahan ajar yang akan digunakan peserta didik pada progran keahlian akuntansi pada sekolah menengah kejuruan,dengan harapan dapat mempermudah bagi siswa dalam memahami pengetahuan keterampilan dan kompetensi yang telah digariskan dalam SKKNI.
Ruang lingkup pembahasan modul ini terdiri dari bahasan mengelola kartu persediaan bahan baku yang diterapkan pada perusahaan manufaktur ,dengan lingkup belajar tentang penyiapan pengelolan kartu persediaan bahan baku, mengidentifikasi data mutasi persediaan bahan baku, membukukan data persediaan bahan baku ke kartu persediaan bahan baku, membuat laporan ikhtisar persediaan bahan baku dan melakukan dan melakukan pencocokan fisik dengan kartu persediaan bahan baku secara periodik.
Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mampu mengaplikasikan dalam dunia kerja cara mengelola kartu persediaan bahan baku dan menangani pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan di perusahaan.
Modul ini berkaitan dengan modul berikutnya yaitu mengelola kartu biaya produksi. Selanjutnya proses pengelolaan persediaan bahan baku yang dibahas dalam modul ini merupakan prasyarat bagi modul berikutnya

B.PRASYARAT.
Agar dapat mencapai tujuan di atas,peserta diklat hendaknya memahami:
1.Standard operating prosedur [SOP] untuk pengelolaan kartu persediaan bahan baku
2. Pengoperasian peralatan manual atau komputer.
3.Memahami lembar-lembar formulir pada persediaan bahan baku
4. Modul ini digunakan bagi peserta diklat yang telah memahami prosedur pembelian, dan gudang.

C.PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL.
1. Modul ini terdiri dari 5 sub kompetensi kegiatan belajar selama 30 jam pemelajaran.
2.Pahami tujuan yang hendak dicapai.
3.Pahami informasi yang terdapat pada modul
4.Kerjakan tugas dan test formatif yang disediakan cocokkan dengan jawaban yang tersedia.
D.TUJUAN AKHIR.
Setelah mempelajari modul ini dan mengikuti seluruh kegiatan belajar maka kinerja yang diharapkan dapat dikuasai;
1.Menyediakan data transaksi mengelola kartu persediaan bahan baku
2.Mengidentifikasikan data mutasi persediaan bahan baku
3.Membukukan mutasi persediaan bahan baku ke kartu persediaan.
4.Membuat laporan ikhtisar persediaan barhan baku.
5.Melakukan perhitungan fisik persediaan bahan baku secara periodik.

1.5 KOMPETENSI
KOMPETENSI : Mengelola kartu persediaan bahan baku
KODE : AK-MN-012A
DURASI PEMELAJARAN : 20 Jam @ 45 menit
LEVEL A B C D E F G
KOMPETENSI 1 1 2 2 3 2 2
KUNCI


KONDISI KINERJA
1. Unit ini berlaku untuk pengelolaan kartu persediaan bahan baku pada perusahaan manufaktur
2. Organisasi memiliki Standard Operating Procedure (SOP) untuk pengelolaan kartu persediaan bahan baku
3. Peralatan yang digunakan adalah peralatan kantor yang digunakan untuk kegiatan menulis, menghitung, mengarsipkan dan berbagai kegiatan clerical lainnya.

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN
KETERAMPILAN

1. Menyiapkan pengelolaan kartu persediaan bahan baku
· Menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk pengelolaan persediaan bahan baku
· Menyediakan data transaksi persediaan bahan baku
· Prosedur penanganan persediaan bahan baku
· Teliti dan lengkap menyiapkan pengelolaan kartu persediaan bahan baku
· Menguraikan prosedur penanganan persediaan bahan baku
· Menyiapkan pengelolaan kartu persediaan bahan baku

2. Mengidentifikasi data mutasi persediaan bahan baku
· Mengidentifikasi saldo awal persediaan bahan baku
· Mengidentifikasi data penerimaan persediaan bahan baku
· Mengidentifikasi data retur pembelian
· Mengidentifikasi data pengeluaran persediaan bahan baku
· Nama dan jenis persediaan bahan baku
· Mutasi persediaan bahan baku
· Mengidentifikasi data mutasi persediaan bahan baku secara benar
· Mengidentifikasi nama dan jenis persediaan bahan baku
· Menghitung mutasi persediaan bahan baku
· Mengidentifikasi data mutasi persediaan bahan baku

3. Membukukan mutasi persediaan bahan baku ke kartu persediaan bahan baku
· Memverifikasikan data mutasi persediaan bahan baku
· Mengidentifikasi jumlah mutasi persediaan bahan baku (unit dan nominal)
· Membukukan jumlah mutasi persediaan bahan baku
· Dokumen mutasi persediaan bahan baku
· Prosedur pencatatan mutasi persediaan bahan baku
· Cermat dan teliti membukukan mutasi persediaan bahan baku ke kartu persediaan bahan baku
· Memindahkan data mutasi persediaan bahan baku ke kartu persediaan baku
· Membukukan mutasi persediaan bahan baku ke kartu persediaan bahan baku

4. Membuat laporan persediaan bahan baku
· Menyajikan laporan persediaan bahan baku sesuai dengan format yang ditetapkan
· Bentuk laporan persediaan bahan baku
· Membuat laporan persediaan bahan baku sesuai dengan bentuk laporan
· Menjelaskan bentuk laporan persediaan bahan baku
· Membuat laporan per-sediaan bahan baku

5. Melakukan perhitungan fisik persediaan barang jadi secara periodik
· Menyajikan berita acara hasil perhitungan fisik persediaan barang jadi
· Mengidentifikasi selisih perse-diaan barang jadi (kurang/ lebih)
· Prosedur penghitungan fisik persediaan barang jadi
· Analisis selisih persediaan barang jadi
· Melakukan perhitungan fisik persediaan barang jadi secara periodik dengan jujur dan teliti
· Menghitung jumlah fisik persediaan barang jadi
· Menghitung selisih persediaan barang jadi
· Melakukan perhitungan fisik persediaan barang jadi secara periodik


F. CEK KEMAMPUAN
Berikan tanda cek {v] apabila peserta balajar telah menguasai beberapa
sub kompetensi berikut ini.
NO
SUB KOMPETENSI
YA TIDAK
1. Dapatkah anda mempersiapkan pengelolaan kartu persediaan bahan baku.
2. Dapatkah anda mengidentifikasikan data mutasi persediaan bahan baku.
3. Dapatkah anda membukukan mutasi persediaan bahan baku ke kartu
Persediaan bahan baku.
4. Dapatkah anda membuat laporan ikhtisar persediaan bahan baku.
5. Dapatkah anda melakukan pencocokan fisik dengan kartu persediaan
bahan baku secara periodik.


BAB II
PEMBELAJARAN
Rencana Belajar Peserta Didik
Dalam upaya untuk mempermudah peserta didik menguasai Kompetensi Mengelola Kartu Persediaan Bahan Baku, maka diperlukan perencanaan pengalaman belajar yang diorganisir dalam satu satuan aktivitas belajar yang tertuang dalam Rencana Kegiatan Belajar berikut ini:
Kompetensi
Sub Kompetensi
Jenis Kegiatan
Tgl
Waktu
Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Pengelolalaan Kartu Persediaan Bahan Baku
1.Mempersiapkan Pengelolaan Kartu Persediaan Bahan Baku
· Diskusi Kelompok
· Penugasan Ke perusahaan

4 Jam
-Disekolah
-Diperusahaan


2.Mengidentifikasi data-data mutasi persediaan bahan baku
· Diskusi Kelompok
· Penugasan Soal

4 Jam
-Disekolah


3.Membukukan data Persediaan bahan baku ke dalam kartu persediaan bahan baku
· Diskusi Kelompok
· Penugasan Soal

6 Jam
Disekolah


4.Membuat Laporan ikhtisar Persediaan bahan baku
· Diskusi Kelompok
· Penugasan Soal

4 Jam
Disekolah


5.Melakukan pencocokan fisik dengan kartu persediaan bahan baku secara periodik
· Diskusi Kelompok
· Penugasan Soal

12 Jam
Disekolah

Fasilitator,
……………………………..





Kegiatan Belajar

Pengelolaan Kartu Persediaan bahan baku pada suatu perusahaan industri merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan suatu ketelitian dalam pelaksanaannya. Untuk itu dalam pelaksanaannya peserta didik harus memiliki kemampuan yang komplek dalam penanganan pengelolaan persediaan bahan baku.
Kegiatan Belajar 1
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta didik diharapkan mampu memahami dan menjelaskan penyiapan kartu persediaan bahan baku dan identifikasi data mutasi persediaan bahan baku pada perusahaan industri
a. Tujuan kegiatan pembelajaran 1
Peserta diklat mampu :
menjelaskan prosedur pengelolaan kartu persediaan bahan baku
menjelaskan peralatan untuk pengelolaan persediaan bahan baku
menjelaskan dokumen penerimaan bahan baku
menjelaskan dokumen retur pembelian
menjelaskan dokumen pengeluaran bahan baku.

b.Uraian Materi
Pendahuluan

Pengelolaan Kartu Persediaan Bahan Baku perlu dan penting untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada pelanggan, dalam memproduksi dengan efisien. Agar berhasil secara efektif dalam mengelola persediaan bahan baku perlu dikembangkan suatu sistim yang terpadu dan terkoordinasi dengan baik.
Untuk mencapai hasil yang efektif dalam pengelolaan persediaan bahan baku, perlu adanya prosedur pengelolaan kartu persediaan bahan baku, peralatan yang digunakan, dokumen sumber serta pengelompokan persediaan bahan baku yang sesuai dengan identitas masing-masing jenis.
Prosedur Pengelolaan Kartu Persediaan Bahan Baku
Prosedur pengelolaan kartu persediaan bahan baku pada umumnya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara rutin di perusahaan manufaktur dalam rangka mengelola persediaan bahan baku secara efektif dan efisien. Adapun proses pengelolaan kartu persediaan bahan baku seperti berikut ini:
(1) Bahan baku yang dibeli, selain dicatat di akun persediaan bahan baku (jurnal) , juga dicatat pada akun pembantu “Kartu Persediaan Bahan Baku” (gambar 01). Dokumen sumber yang digunakan dalam proses pengelolaan ini adalah
(a) Order Pembelian (lihat gambar no:02);
(b) Faktur dari Pemasok.(lihat gambar no: 03) ;
(c) Laporan Penerimaan Barang (lihat gambar no: 04) ;
(2) Bahan baku yang dikembalikan karena tidak sesuai/rusak, perlu dicatat di kartu persediaan bahan baku, sebagai pengurang persediaan bahan baku. Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat transaksi ini adalah
(a) Laporan pengiriman barang (lihat gambar no: 05);
(b) Memo Debit (lihat gambar no: 06).
(3) Pengeluaran/Pemakaian Bahan Baku, juga selain dicatat pada akun persediaan bahan baku, perlu dicatat pada akun pembantu kartu persediaan bahan baku, sebagai pengurang persediaan bahan baku.. Dokumen sumber yang digunakan adalah: “Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Bukti ini digunakan oleh bagian Kartu Persediaan untuk mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan bahan baku karena pemakaian intern.
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, maka data transaksi yang menyangkut perubahan (penambahan dan pengurangan) persediaan bahan baku yang dicatat pada kartu persediaan bahan baku meliputi :
No.
Transaksi
Dokumen sumber
Mutasi persediaan bahan baku
1
Transaksi pembelian
-Faktur dari pemasok
(+)
-Order pembelian
-Laporan penerimaan bahan
2
Transaksi retur pembelian
-Memo debit
(-)
-Laporan penerimaan bahan
3.
Transaksi pengeluaran/ pemakaian
-Bukti permintaan dan pengeluaran bahan dari gudang
(-)



Gambar 01
MUTASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU


SUPPLIER PEMBELIAN PENYIMPANAN PEMAKAIAN



BUKU JURNAL KARTU GUDANG/PERSEDIAAN KARTU GUDANG/PERSEDIAAN BUKU JURNAL
Contoh formulir dokumen sumber :
Gambar 02 berikut ini adalah formulir surat order pembelian

PT. KARYA






Jl. Torpis



No.123456789
Rantauprapat






SURAT ORDER PEMBELIAN












Nomor ini harus dicantum





kan dalam faktur, slip
Kepada Yth :



pembungkus, dan





Korespodensi











Tanggal :





Syarat :

Kirim Ke :


Tanggal





diperlukan :








No. Urut
Nama Bahan
Spesifikasi Bahan
Satuan
Kuantitas
Harga
Jumlah
Satuan
Harga
































Jumlah


Penting :






Penerimaan bahan ditutup jam 16.00 kecuali




dengan janji khusus









………………………..




Manager Bagian Pembelian














Gambar 03 : Faktur Penjualan










PT. ATLAS








Jl. Padang Kerinci








Kupang


















Nomor
45321
Tanggal
Nomor order pelanggan
Tanggal


Faktur



















Dijual









Kepada






































Dikirim









Kepada



















Syarat FOB

Rute pengiriman yang diminta























No.
Keterangan Bahan
Satuan
Kuantitas
Harga Satuan
Total Harga
Urut







































Jumlah





*1. Telah diorder kembali





2. Persediaan habis


















































Gambar 04 : Laporan Penerimaan Bahan

PT. KARYA

Jl. Torpis
Rantauprapat


Laporan Penerimaan Barang
Barang diterima melalui…………………………………………..tgl……………tgl…………………
Jika melalui truk kita, tulis nama pengemudi………………………………………………………..
Nama perusahan pengirim …………………………………………………………………………….
Alamat …………………………………………………………………………………………………...
No Mobil
No. segel dan kondisi segel
No. surat order pembelian
No. Surat order pengiriman
Jumlah Bungkus atau Biji
Macam Pembungkus
Ukuran
Penjelasan lengkap ttg bahan, merk, mutu, dsb
Tanda pada pembungkus
Kuantitas
Kondisi pada saat diterima


































































































Diperiksa
Oleh
Diterima
Oleh

4. Gambar 05 : Memo Debit

PT. KARYA

Jl. Torpis
Rantauprapat

MEMO DEBIT
Kepada Yth :
Nomor : 45678
Tanggal :

Rekening utang kami pada saudara telah kami debit dengan adanya pengembalian kepada saudara, karena adanya ketidak sesuaian antara bahan yang kami terima dengan bahan yang dipesan menurut order pembelian kami.
Referensi saudara
Referensi kami
Surat order pengiriman
Surat order Pembelian
Nomor
Tanggal
Nomor
Tanggal
No. Urut
Nama Bahan
Satuan
Kuantitas
Harga
Satuan
Jumlah
Harga






Jumlah


Bagian Pembelian




Gambar 06 : Laporan Pengiriman Bahan

PT. KARYA

Jl. Torpis
Rantauprapat

LAPORAN PENGIRIMAN BAHAN
Nomor
LPB
12657
Tanggal
No.surat Order Pembelian
Tanggal SOP

Kepada
Yth :
Dikirim
Ke :
No.
Urut
Nama Bahan
Spesifikasi bahn
Satuan
Kuantitas






Surat Order Pengiriman Saudara
Nomor
Tanggal

Bagian Pengiriman


Rangkuman
Proses pengelolaan kartu persediaan bahan baku yang diuraikan pada bagian pertama dirancang untuk perusahan Industri.. Oleh karena itu hal hal yang diperhatikan dalam proses pengelolaan kartu persediaan bahan baku terdiri dari jaringan prosedur sebagai berikut :
prosedur pencatatan pembelian persediaan bahan baku
proses pencatatan pengembalian persediaan bahan baku ke pemasok
proses pencatatan persediaan bahan baku yang dikeluarkan/dipakai dalam proses produksi
Dalam proses pembelian bahan baku selain dicatat pada akun persediaan bahan baku juga dicatat di akun pembantu persediaan yang disebut kartu persediaan bahan baku berdasarkan dokumen sumber ; order pembelian, faktur dari pemasok, dan laporan penerimaan bahan.
Bahan baku yang dibeli setelah diteliti, ternyata ada yang tidak sesuai/ rusak akan dikembalikan ke pemasok/ penjual. Proses pengembalian bahan ini harus dicatat oleh bahagian kartu persediaan bahan baku berdasarkan dokumen sumber ; Laporan pengiriman bahan dan memo debit yang akan mengurangi persediaan bahan baku
Tugas I:
Melakukan observasi ke salah satu perusahaan untuk mengidentifikasi, apakah perusahaan tersebut melakukan proses pencatatan kartu persediaan bahan baku sebagaimana diuraikan dimuka!
Bukti/dokumen yang digunakan perusahaan tersebut untuk proses pencatatan kartu persediaan bahan baku.
Apabila terdapat perbedaan dalam prosesj pengelolaan/pencatatan kartu persediaan bahan, dapat didiskusikan bersama teman, penyebab terjadinya perbedaan tersebut.
Konfirmasikan hasil diskusi dengan guru program diklat.
e. Test Formatif I:
Jelaskan prosedur pengelolaan kartu persediaan bahan baku!
Sebutkan dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar dalam mencatat kartu persediaan bahan baku
Uraikan secara singkat proses pencatatan transaksi dalam kartu persediaan bahan baku







f. Kunci Jawaban:
1. Prosedur pengelolaan kartu persediaan bahan baku perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut a.l. (a) Order pembelian dari bagian pembeliaan, laporan penerimaan barang, dari bagian penerimaan bahan, faktur penjualan (pemasok) dapat digunakan sebagai dasar untuk mencatat dalam kartu persediaan bahan sebagai akibat bertambahnya persediaan bahan baku. (b) Berdasarkan laporan pengiriman bahan dari bagian pemasok dan memo debit dapat digunakan untuk mencatat pengembalian bahan yang tidak sesuai/rusak ke penjual/pemasok yang mengakibatkan berkurangnya persediaan bahan pada kartu persediaan. (c) Berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran bahan gudang, dapat digunakan untuk mencatat berkurangnya persediaan bahan baku yang telah dicatat di kartu persediaan.

2. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar dalam pencatatan kartu persediaan bahan baku: (a) Faktur dari pemasok (b) Order Pembelian (c) Laporan penerimaan barang (d) Laporan pengiriman barang (e) Memo debit. (f) Bukti permintaan dan pengeluaran bahan gudang.

3. Pada saat terjadinya pembelian bahan, maka transaksi ini akan mengakibatkan bertambahnya persediaan bahan yang akan dicatat di kartu persediaan, Pengembalian bahan yang tidak sesuai dengan pesanan, akan mengakibatkan berkurangnya persediaan bahan begitu juga pengeluaran./permintaan bahan yang digunakan dalam proses produksi.




















Kegiatan Belajar 2:
Membukukan data persediaan bahan baku ke kartu persediaan bahan baku, membuat laporan ikhtisar persediaan bahan baku, dan melakukan pencocokan fisik dengan kartu persediaan bahan baku secara periodic
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2
Peserta diklat mampu ;
menjelaskan prosedur pencatatan mutasi bahan baku
membuat laporan ikhtisar persediaan bahan baku
melakukan perhitungan fisik persediaan
Uraian Materi 2:
Prosedur permintaan dan pengeluaran bahan baku
Bagian produksi yang membutuhkan bahan, mengisi bukti permintaan bahan sebanyak 3 lembar. Setelah bukti permintaan bahan tersebut diotorisasi oleh yang berwenang, 3 lembar bukti permintaan bahan tersebut dibawa ke bagian gudang. (gambar 01 mutasi persediaan bahan baku)
Bagian gudang menyiapkan bahan baku sesuai dengan yang tercantum dalam bukti permintaan bahan dan menyerahkannya pada bagian produksi yang membutuhkannya. Bagian gudang mengisi jumlah bahan baku yang diserahkan pada kolom “diserahkan” dalam bukti permintaan bahan dan setelah diotorisasi oleh kepala bagian gudang, 3 lembar bukti permintaan bahan tersebut oleh bagian gudang dibagikan sebagai berikut :
Lembar 1 bagian akuntansi persediaan
Lembar 2 arsip bagian gudang
Lembar 3 diserahkan kembali kepada bagian produksi yang meminta bahan baku bersaman dengan penyerahan bahan baku
Bagian gudang mencatat pemakaian bahan baku ini di dalam kartu gudang pada kolom “dipakai” dan mencatatnya pula pada kartu bahan. Bagian akuntansi pesediaan menerima bukti permintaan bahan lembar 1 dari bagian gudang, kemudiaan mengisi informasi harga satuan dan menghitung serta mencantumkan jumlah harga pokok bahan baku yang dipakai dalam bukti permintaan bahan tersebut. Informasi mengenai harga satuan diperoleh dari kartu harga pokok persediaan bahan baku yang bersangkutan.
Sistem pencatatan biaya bahan baku
Ada 2 macam sistem pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam proses produksi yaitu:
Sistem Perpektual (Perpectual System)
Sistem Periodik / Fisik (Periodical / Physical Inventory System)
Dalam sistem perpektual, setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan bahan baku. Dalam sistem persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Untuk mengetahui berapa biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi, harus dilakukan dengan cara menghitung sisa persediaan bahan baku yang masih ada digudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan ditambah dengan harga pokok bahan baku yang dibeli selama periode dikurangi dengan harga pokok persediaan bahan baku pada akhir periode merupakan biaya bahan baku yang dipakai dalam proses produksi selama periode yang bersangkutan.
Macam-macam metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi diantaranya adalah :
a. First In First Out (FIFO) ; Masuk Pertama Keluar Pertama ( MPKP )
Metode FIFO (MPKP) menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok persatuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang digunakan untuk menentukan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai.
b. Last In First Out (LIFO); Masuk Terakhir Keluar Pertama ( MTKP )
Metode MTKP menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi
c. Metode rata-rata bergerak ( Moving Average Methode )
Dalam metode ini persediaan bahan baku yang ada digudang dihitung harga pokok rata-ratanya dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya. Setiap kali terjadi pembelian yang harga pokok persatuannya berbeda dengan harga pokok rata-rata persediaan yang ada digudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata per satuan yang baru. Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata-rata persatuan bahan baku yang ada digudang.
Mutasi persediaan bahan baku yang terjadi akibat pembelian dan pemakaian dicatat dalam buku jurnal sebagai berikut :
Transaksi
Sistem Perpektual
Sistem Periodik
1. Pembelian bahan baku

Persediaan BB Rp. XX
Kas/
Hutang dagang Rp XX

Pembelian BB Rp. XX
Kas/
Hutang dagang Rp. XX
2. Pemakaian Bahan Baku

BDP-BBB Rp XX
Persediaan bahan baku Rp. XX
Tidak dijurnal
Contoh :
CV. ANDA merupakan perusahan industri yang bergerak dalam bidang pembuatan tempe yang mempunyai data persediaan bahan baku berupa :
Kacang kedele kualitas A pada tanggal 1 Agustus 2005 terdiri dari :
- 5000 Kg. @Rp.2.000,- = Rp.10.000.000,-
- 7000 Kg. @Rp. 2.050,- = Rp.14.350.000,-
Transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan Agustus 2005 adalah sebagai berikut :
Agustus 5, Pembelian 10.000 Kg @Rp.2.100
7, Pemakaian 6.000 Kg
12, Pemakaian 9.000 Kg
19, Pembelian 12.000 Kg @Rp.2.000,-
20, Pemakaian 7.500 Kg
Data diatas, dapat dikerjakan dengan sistem pencatatan sebagai berikut :
Sistem Perpectual
Metode : MPKP (FIFO)
CV. ANDA
Rantauprapat
KARTU PERSEDIAAN
Nama Bahan/Barang : Kacang Kedele Metode : FIFO
Satuan : Kg Stock Minimum:
Tgl
Pembelian
Pemakaian
Saldo
Unit
Harga
Jumlah
Unit
Harga
Jumlah
Unit
Harga
Jumlah
Agt, 1
Saldo





5.000
2.000
10.000.000







7.000
2.050
14.350.000
5
10.000
2.100
21.000.000



5.000
2.000
10.000.000







7.000
2.050
14.350.000







10.000
2.100
21.000.000
7



5.000
2.000
10.000.000
6.000
2.050
12.300.000




1.000
2.050
2.050.000
10.000
2.100
21.000.000

12



6.000
2.050
12.300.000
7.000
2.100
14.700.000




3.000
2.100
6.300.000



19
12.000
2.060
24.720.000



7.000
2.100
14.700.000







12.000
2.060
24.720.000
20



7.000
2.100
14.700.000
11.500
2.060
23.690.000




500
2.060
1.030.000






45.720.000


46.390.000




Jadi harga pokok bahan baku yang dipakai untuk proses produksi sebesar Rp.46.390.000,-
Metode : MTKP (LIFO)
CV. ANDA
Rantauprapat
KARTU PERSEDIAAN
Nama Bahan/Barang : Kacang Kedele Metode : LIFO
Satuan : Kg Stock Minimum:
Tgl
Pembelian
Pemakaian
Saldo
Unit
Harga
Jumlah
Unit
Harga
Jumlah
Unit
Harga
Jumlah
Agst, 1






5.000
2.000
10.000.000







7.000
2.050
14.350.000
5
10.000
2.100
21.000.000



5.000
2.000
10.000.000







7.000
2.050
14.350.000







10.000
2.100
21.000.000
7



6.000
2.100
12.600.000
5.000
2.000
10.000.000







7.000
2.050
14.350.000







4.000
2.100
8.400.000
12



4.000
2.100
8.400.000
5.000
2.000
10.000.000




5.000
2.050
10.250.000
2.000
2.050
4.100.000
19
12.000
2.060
24.720.000



5.000
2.000
10.000.000







2.000
2.050
4.100.000







12.000
2.060
24.720.000
20



7.500
2.060
15.450.000
5.000
2.000
10.000.000







2.000
2.050
4.100.000







4.500
2.060
9.270.000



45.720.000


46.700.000



Jadi harga pokok bahan baku yang dipakai untuk proses produksi sebesar Rp.46.700.000,- Metode : Rata-Rata Bergerak
CV. ANDA
Rantauprapat
KARTU PERSEDIAAN
Nama Bahan/Barang : Kacang Kedele Metode : LIFO
Satuan : Kg Stock Minimum:
Tgl
Pembelian
Pemakaian
Saldo
Unit
Harga
Jumlah
Unit
Harga
Jumlah
Unit
Harga
Jumlah
Agst, 1






12.000
2.029,17
24.350.000
5
10.000
2.100
21.000.000



22.000
2.061,36
45.350.000
7



6.000
2.061,36
12.368.160
16.000
2.061,36
32.981.840
12



9.000
2.061,36
18.552.240
7.000
2.061,36
14.429.600
19
12.000
2.060
24.720.000



19.000
2.060,50
39.149.600
20



7.500
2.060,50
15.453.750
11.500
2.060,50
23.695.850













45.720.000


46.374.150



Jadi harga pokok bahan baku yang dipakai untuk proses produksi sebesar Rp.46.374.150,-
Sistem Fisik
a. Metode MPKP
Perhitungan harga pokok persediaan akhir bahan baku
- 11.500 Kg @Rp.2.060 =Rp.23.690.000,-
Jadi harga pokok bahan baku yang dipakai untuk proses produksi dihitung sebagai berikut :




Persediaan awal :
-5.000 Kg @Rp.2.000,- =Rp.10.000.000,-
-7.000 Kg @Rp.2.050,- =Rp.14.350.000,-
Rp.24.350.000,-
Pembelian :
- 5 Agustus 10.000 Kg @Rp.2.100,- =Rp.21.000.000,-
- 19Agustus 12.000 Kg @Rp.2.060,- =Rp.24.720.000,-
Rp.45.720.000,-
Bahan baku yang tersedia untuk diproses Rp.70.070.000,-
Persediaan akhir Bahan baku (Rp.23.690.000,-)
Harga pokok bahan baku yang dipakai Rp.46.380.000,-
Metode MTKP
Perhitungan harga pokok persediaan akhir bahan baku:
-5.000 Kg @Rp.2.000,- =Rp.10.000.000,-
-6.500 Kg @Rp 2.050,- =Rp 13.325.000,-
Rp 23.325.000,-
Jadi harga pokok bahan baku yang dipakai untuk proses produksi dihitung sebagai berikut:
Persediaan awal bahan baku Rp 24.350.000,-
Pembelian total Rp 45.720.000,-
Bahan baku yang tersedia untuk diproses Rp 70.070.000,-
Persedian akhir bahan baku (Rp 23.350.000,-)
Harga pokok bahan baku yang dipakai Rp 46.645.000,-



Metode Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average)
Metode rata-rata yang digunakan dalam sistem periodik, ini disebut pula dengan metode rata-rata tertimbang, karena dalam menghitung rata-rata harga pokok persediaan bahan baku metode ini menggunakan kuantitas bahan baku sebagai angka penimbangnya.
Perhitungan harga pokok rata-rata persediaan akhir bahan baku
Persediaan awal 5.000 Kg @Rp 2.000,- = Rp 10.000.000,-
7.000 Kg @Rp 2.050,- = Rp 14.350.000,-
Pembelian 5 Agustus 10.000 Kg@Rp.2.100,- = Rp.21.000.000,-
19Agustus 12.000Kg @Rp.2.060,- = Rp.24.720.000,-
34.000.Kg Rp.70.070.000,-
Harga pokok rata-rata per kg =Rp.70.070.000,- : 34 Kg =Rp.2.060,88/kg
Jadi harga pokok persediaan akhir bahan baku sebesar :
11.500 Kg @Rp.2.060,88 =Rp.23.700.120,-
Jadi harga pokok bahan baku yang dipakai untuk proses produksi adalah sebagai berikut :
Persediaan awal bahan baku Rp 24.350.000,-
Pembelian total Rp 45.720.000,-
Bahan baku yang tersedia untuk diproses Rp 70.070.000,-
Persedian akhir bahan baku (Rp 23.700.120,-)
Harga pokok bahan baku yang dipakai Rp 46.369.880,-

Laporan Ikhtisar persediaan bahan baku
Laporan Ikhtisar persediaan bahan baku adalah laporan yang menyajikan sisa atau saldo persediaan akhir bahan baku dari kartu persediaan untuk masing- masing bahan pada suatu periode tertentu.
Laporan ini disusun atas dasar jenis dan jumlah bahan yg tercantum dalam kartu persediaan bahan baku. Kartu persediaan bahan baku merupakan buku pembantu yg berisi informasi baik mengenai kuantitas maupun harga pokok persediaan bahan baku. Kartu persediaan ini digunakan utk mencatat mutasi persediaan dan saldo tiap jenis persediaan baik kuantitas maupun harga pokoknya.

Contoh Formulir Kartu Persediaan adalah sbb :
KARTU PERSEDIAAN
Nama Barang :
Spesifikasi
Kode Barang
Satuan
Titik Pemesanan
EOQ
Gudang
No. Lantai
No Lokasi
No Rak
Minimum
Maximum
Pembelian
Penerimaan
Pemakaian
Saldo
Tgl
No SOP
Jml Dipesan
Jml Diterima
Sisa Pesanan
Tgl
NoLPB
Kuantitas
Harga Satuan
Jml Harga
Tgl
NoBPPB
Kuantitas
Harga Satuan
Jml harga
Kuantitas
Harga Satuan
Jml Harga















































































Dari catatan saldo kartu persediaan, kemudian dibuat Laporan Persediaan Bahan Baku. Adapun contoh format Laporan Persediaan Bahan baku adalah sebagai berikut :
PT………… :
Bulan :
No. Urut
Kode Bahan
Nama Bahan
J u m l a h
















Prosedur perhitungan fisik persediaan

Dalam mengelola kartu persediaan bahan baku dibutuhkan perhitungan fisik persediaan bahan baku secara periodik dengan membuat berita acara hasil perhitungan fisik persediaan bahan baku. Formulir perhitungan bisa dibuat satu jenis saja yang dapat digunakan untuk mencatat hasil perhitungan kuantitas maupun untuk mencatat harga. Namun demikian formulir juga bisa dibuat beberapa jenis, yaitu untuk mencatat hasil perhitungan fisik, untuk mencatat akumulasi informasi yang tercantum pada formulir hasil perhitungan fisik dan untuk mencatat harga dan ikhtisar total persediaan.
Untuk memudahkan hasil perhitungan dan memperkuat pengendaliann intern , perhitungan persediaan dilakukan dengan menggunakan alat bantu formulir perhitungan yang disesuaikan dengan cara kerja.
Formulir terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Bagian pertama memuat data hasil perhitungan yang dilakukan kelompok pertama.
2.Bagian kedua memuat data hasil perhitungan kelompok kedua.
3. Bagian ketiga, apabila perhitungan telah selesai akan ditinggal pada barang dan akan berfungsi sebagai tanda bahwa bahan bersangkutan telah selesai dihitung dan tertulis atasnya rata-rata selesai dihitung.
Selanjutnya kelompok pertama melakukan perhitungan pertama dan mengisi data antara lain :
Nomor persediaan
.Uraian bahan
Hasil perhitungan jumlah bahan
Data pertama, kedua dan ketiga dicatat pada formulir bagian kedua, sedangkan data keempat ditulis pada formulir bagian pertama .
Contoh formulir perhitungan fisik persediaan :

Nomor : 1309
Selesai dihitung
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nomor : 1309
Hasil perhitungan kedua
Nomor kode bahan -----------------------------------------------------------------------------------------------
Uraian bahan -----------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi ------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah kuantitas bahan-------------------------------------------------------------------------------------------
Satuan --------------------------------------------------------------------------------------------------
Dihitung oleh



Nomor 1309
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hasil Perhitungan Pertama
Jumlah Bahan Kuantitas
Satuan
Dihitung oleh






Setelah melakukan perhitungan persediaan selanjutnya petugas perhitungan persediaan membuat berita acara pemeriksaan seperti di bawah ini. :

BERITA ACARA PERHITUNGAN
FISIK BAHAN BAKU
Pada hari …………………Tanggal…………………Tahun………………
Pukul…………..Telah dilakukan pemeriksaan bahan baku di gudang dengan kondisi sebagai berikut :
No
Kode Bahan
Jenis Bahan
Data bahan sebelum pemeriksaan
Data Setelah diperiksa
Selisih
Keterangan















Bagian Persediaan Bagian Perhitungan Fisik
Petugas I Petugas II Petugas III

---------------------- -------------------------- -----------------------
C. Rangkuman.
Sistem pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam proses produksi meliputi sistem perpektual dan sistem periodik/ fisik. Untuk menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi digunakan beberapa metode yaitu, metode MPKP, MTKP dan rata-rata . Pada akhir periode disusun laporan ikhtisar persediaan bahan baku. Laporan persediaan bahan baku dapat digunakan pada semua metode pencatatan, baik secara fisik atau perpectual. Laporan ini disusun atas catatan saldo kartu Persediaan bahan baku berdasarkan jenis dan kuantitas barang pada suatu periode tertentu








D. Tugas
PT. MAJU memiliki data persediaan bahan baku selama periode bulan April 2008 sbb :
April 1 Persediaan awal 5.000 Kg @Rp.10.000,-
2 Pemakaian 2.500 Kg
3 Pembelian 7.000 Kg @Rp.10.100,-
8 Pemakaian 5.000 Kg
11 Pemakaian 2.000 Kg
16 Pembelian 8.000 Kg @Rp.10.200,-
20 Pemakaian 3.000 Kg
25 Pembelian 5.000 Kg @Rp.10.150,-
Catatlah data diatas kedalam kartu persediaan bahan baku dengan metode MTKP Perpektual
2. PT. ASA memakai bahan baku jenis C-1. Data mengenai persediaan bahan jenis C-1 selama bulan Agustus 2005 sebagai berikut :
2 Agt 2005 Persediaan 80 unit @ Rp. 24.000 Rp. 1920000
5 Agt 2005 Pembelian 120 unit @Rp 25.000 Rp 3000000
10 Agt 2005 Pemakaian 140 unit
16 Agt 2005 Pembelian 160 unit @Rp 26000 Rp 4160000
20 Agt 2005 Pemakaian 160 unit
26 Agt 2005 Pembelian 140 unit @Rp 27000 Rp 3780000

Berdasarkan data diatas, buatlah kartu persediaan dengan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP)!








Jawaban :
1.
PT.MAJU
JAKARTA KARTU PERSEDIAAN
Bahan : Satuan : Kg
Metode :MTKP

Tgl
Dibeli
Dipakai
Saldo
Unit
Harga @
Jumlah
Unit
Harga @
Jumlah
Unit
Harga @
Jumlah
Agst 1
-
-
-
-
-
-
5.000
10.000
50.000.000
2



2.500
10.000
25.000.000
2.500
10.000
25.000.000
5
7.000
10.100
70.700.000
-
-
-
2.500
10.000
25.000.000

-
-
-
-
-
-
7.000
10.100
70.700.000
8
-
-
-
5.000
10.100
50.500.000
2.500
10.000
25.000.000

-
-
-
-
-
-
2.000
10.100
20.200.000
11
-
-
-
2.000
10.100
20.200.000
2.500
10.000
25.000.000
16
8.000
10.200
81.600.000
-
-
-
2.500
10.000
25.000.000

-
-
-
-
-
-
8.000
10.200
81.600.000
20
-
-
-
3.000
10.200
30.600.000
2.500
10.000
25.000.000

-
-
-
-
-
-
5.000
10.200
51.000.000
25
5.000
10.150
50.750.000
-
-
-
2.500
10.000
25.000.000

-
-
-
-
-
-
5.000
10.200
51.000.000

-
-
-
-
-
-
5.000
10.150
50.750.000



203.050.000


126.300.000


















2.

PT.ASA
JAKARTA
KARTU PERSEDIAAN
Bahan : C-1 Satuan : Kg Metode :MPKP

Tgl
Diterima
Dipakai
Saldo
Unit
Harga @
Jumlah
Unit
Harga @
Jumlah
Unit
Harga @
Jumlah
Agst. 2

-
80
24000
1.920.000,-
5
120
25.000
3.000.000
-
-
-
80
24000
1.920.000,-







120
25000
3000000,-
10
-
-
-
80
24000
1.920.000, -







60
25000
1.500.000,-
60
25000
1.500.000,-
16
160
26.000
4.160.000
-
-
-
60
25000
1.500.000,-







160
26000
4.160.000,-
20



60
25000
1.500.000,-







100
26000
2.600.000,-
60
26000
1.560.000,-
26
140
27.000
3.780.000



60
26000
1.560.000,-







140
27000
3.780.000,-
420
10.940.000
300
-
7.520.000,-
200
-
5.340.000,-












BAB III
EVALUASI

Data Persediaan bahan baku PT. CISADANE Rantauprapat pada tanggal 1 Januari 2007 adalah sebanyak 500 Kg @ Rp 1.000,-.
A. Transaksi yang berhubungan dengan bahan baku selama selama bulan Januari 2007 adalah sebagai berikut :
Tanggal Uraian Quantity Harga / Kg
2 Januari Pemakaian bahan baku 400 Kg
5 Januari Pembelian bahan baku 1.200 Kg Rp 1.100,-
7 Januari Pembelian bahan baku 900 Kg Rp 1.200,-
8 Januari Pemakaian bahan baku 1.000 Kg
15 Januari Retur Pemb. Tgl 5 Januari 100 Kg
20 Januari Pemakaian bahan baku 600 Kg
25 Januari Pembelian bahan baku 500 Kg Rp 1.300,-
30 Januari Pemakaian bahan baku 700 Kg

Hasil perhitungan phisik terhadap persediaan bahan baku di gudang pada tanggal 31 Januari 2007 menunjukkan data sbb. :
. 100 Kg @ Rp 1.000,- = Rp 100.000,-
. 200 Kg @ Rp 1.200,- = Rp 240.000,-
Dari data diatas, diminta :
1. Mencatat mutasi persediaan dalam kartu persediaan bahan baku dengan metode FIFO.
2. Menghitung selisih perhitungan phisik bahan baku dengan hasil pencatatan bahan baku dengan metode FIFO.
3. Mencatat mutasi persediaan dalam kartu persediaan bahan baku dengan metode LIFO.
4. Menghitung selisih perhitungan phisik bahan baku dengan hasil pencatatan bahan baku dengan metode LIFO.
5. Mencatat mutasi persediaan dalam kartu persediaan bahan baku dengan metode RATA RATA BERGERAK
6. Menghitung selisih perhitungan phisik bahan baku dengan hasil pencatatan bahan baku dengan metode RATA RATA BERGERAK
KUNCI JAWABAN:
NO. 01
PT. CISADANE
Rantauprapat
KARTU PERSEDIAAN
Bahan :
Satuan: Metode: FIFO
TGL
MASUK
KELUAR
SISA
QT
H/Un
Jlh
QT
H/Un
Jlh
QT
H/Un
Jlh
Jan
01
-
-
-
-
-
-
500
1.000
100.000
02
-
-
-
400
1.000
400.000
100
1.000
100.000
05
1.200
1.100
1.080.000
-
-
-
100
1.200
1.000
1.100
100.000
1.320.000
07
900
1.200
1.080.000
-
-
-
100
1.200
900
1.000
1.100
1.200
100.000
1.320.000
1.080.000
08
-
-
-
100
900
1.000
1.100
100.000
990.000
300
900
1.100
1.200
330.000
1.080.00
15
-
-
-
100
1.100
110.000
200
900
1.100
1.200
220.000
1.080.000
20
-
-
-
200
400
1.100
1.200
220.000
480.000
500
1.200
600.000
25
500
1.300
650.000
-
-
-
500
500
1.200
1.300
600.000
650.000
30
-
-
-
500
200
1.200
1.300
600.000
260.000
300
1.300
360.000


NO. 02
Hasil perhitungan phisik per 31 Januari 2007 adalah :
. 100 Kg @ Rp 1.000,- = Rp 100.000,-
. 200 Kg @ Rp 1.200,- = Rp 240.000,- +
= Rp 340.000,-
Hasil catatan metode FIFO adalah :
300 Kg @ Rp 1.300 = (Rp 360.000,- )
Selisih Perhitungan bahan baku = Rp 20.000,-
NO 03
PT. CISADANE
Rantauprapat
KARTU PERSEDIAAN
Bahan :
Satuan: Metode: LIFO
TGL
MASUK
KELUAR
SISA
QT
H/Un
Jlh
QT
H/Un
Jlh
QT
H/Un
Jlh
Jan
01
-
-
-
-
-
-
500
1.000
100.000
02
-
-
-
400
1.000
400.000
100
1.000
100.000
05
1.200
1.100
1.080.000
-
-
-
100
1.200
1.000
1.100
100.000
1.320.000
07
900
1.200
1.080.000
-
-
-
100
1.200
900
1.000
1.100
1.200
100.000
1.320.000
1.080.000
08
-
-
-
900
100
1.200
1.100
1.080.000
110.000
100
1.100
1.000
1.100
100.000
1.210.00
15
-
-
-
100
1.100
110.000
100
1.000
1.000
1.100
100.000
1.100.000


Jan
20
-
-
-
600
1.100
660.000
100
400
1.000
1.100
100.000
440.000
25
500
1.300
650.000
-
-
-
100
400
500
1.000
1.100
1.300
100.000
440.000
650.000
30
-
-
-
500
200
1.300
1.100
650.000
220.000
100
200
1000
1.100
100.000
220.000

NO. 04
Hasil perhitungan phisik per 31 Januari 2005 adalah :
. 100 Kg @ Rp 1.000,- = Rp 100.000,-
. 200 Kg @ Rp 1.200,- = Rp 240.000,- +
= Rp 340.000,-
Hasil catatan metode LIFO adalah :
100 Kg @ Rp 1.000 = Rp 100.000
200 Kg @ Rp 1.100 = Rp 220.000,- + = (Rp 320.000,- )
Selisih Perhitungan bahan baku = Rp 20.000,-







NO. 05
PT. CISADANE
Rantauprapat
KARTU PERSEDIAAN
Bahan :
Satuan: Metode: Moving Average
TGL
MASUK
KELUAR
SISA
QT
H/Un
Jlh
QT
H/Un
Jlh
QT
H/Un
Jlh
Jan
01
-
-
-
-
-
-
500
1.000
100.000
02
-
-
-
400
1.000
400.000
100
1.000
100.000
05
1.200
1.100
1.080.000
-
-
-
1.300
1.092
1.420.000
07
900
1.200
1.080.000
-
-
-
2.200
1.136
2.500.000
08
-
-
-
1.000
1.136
1.136.000
1.200
1.136
1.363.000
15
-
-
-
100
1.136
113.600
1.100
1.136
1.249.600
20
-
-
-
600
1.136
681.600
500
1.136
568.000
25
500
1.300
650.000
-
-
-
1.000
1.218
1.218.000
30
-
-
-
700
1.218
852.600
300
1218
365.400

NO. 06
Hasil perhitungan phisik per 31 Januari 2005 adalah :
100 Kg @ Rp 1.000,- = Rp 100.000,-
200 Kg @ Rp 1.200,- = Rp 240.000, - +
= Rp 340.000,-
Hasil catatan metode RATA RATA adalah :
300 Kg @ Rp 1.218 (= Rp 365.000,- )
Selisih Perhitungan bahan baku = Rp 25.000,-


BAB IV
PENUTUP

Setelah mempelajari Modul Pengelolaan Kartu Persediaan Bahan Baku (D 15) secara tuntas, maka peserta Diklat mampu melakukan kegiatan :

Menyiapkan kartu pengelolaan persediaan bahan baku
MEngidentifikasi data mutasi persediaan bahan baku
Membukukan data persediaan bahan baku ke kartu persediaan bahan baku
Membuat laporan ikhtisar persediaan bahan baku
Melakukan pencocokan phisik dengan kartu persediaan bahan secara periodic

Apabila peserta Diklat telah mampu mencapai sub-sub kompetensi ini secara tuntas, telah memenuhi syarat untuk mengajukan dan melakukan Uji Kompetensi dan Sertifikasi. Selanjutnya peserta Diklat dapat melanjutkan ke modul berikutnya yaitu mengelola kartu biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta

Soemita,Ak (1980) Cost Accounting Planning and Control, Akademi Akuntansi Bandung. Bandung

Anonim, (1991) Akuntansi Biaya, Proyek Pengembangan Pendidikan Akuntansi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Anonim, (2004) Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Akuntansi