Jumat, Desember 11, 2009

Mengelola Biaya Ovehead Pabrik

M O D U L
MENGELOLA BIAYA OVERHEAD PABRIK

FASILITATOR:
ASNIDAWATI



KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena berkah rahmat-Nya sehingga modul ini dapat dirampungkan. Modul ini disusun sebagai salah satu bentuk bahan ajar yang penyusunannya telah disesuaikan dengan kurikulum SMK kelompok Bisnis dan Manajemen edisi 2004.

Dengan disusunnya modul ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari pengelolaan biaya overhead pabrik secara sistematis dan praktis, sehingga tujuan instruksional pembelajaran dapat tercapai dan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud.

Penyusun sadar modul ini masih jauh dari sempurna, karenanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan penyusunan dimasa yang akan datang.

Medan, 2009
Penyusun




PERISTILAHAN/GLOSARIUM
1. Biaya Overhead Pabrik
Adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja.

2. Biaya bahan penolong
Adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu
produk yang jumlahnya relative kecil.

3. Biaya tenaga kerja tak langsung
Adalah biaya / gaji yang diberikan kepada tenaga kerja bagian produksi yang tidak
menangani secara langsung proses pembuatan produk.

4. Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik
Adalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik untuk penyelesaian produk, baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Biaya reperasi dan pemeliharaan
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin dan peralatan pabrik.

6. Biaya asuransi pabrik
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membagi resiko yang terjadi dalam proses produksi di pabrik.

7. Biaya jasa kepada pihak lain
Adalah biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak ketiga guna penyelesaian dan kelancaran proses produksi.
8. Manufaktur
Adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dengan mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi

2. Kegiatan Belajar 2
Tujuan Kegiatan Belajar 2
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan peserta didik dapat mengetahui alasan pembebanan tarif BOP dan menentukan langkah penentuan tarif BOP.
Uraian Materi
A. Penentuan Tarif BOP
Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, BOP dibebankan kepada produk/pesanan atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Alasan pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif adalah sebagai berikut:
1. Pembebanan BOP atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain. Hal ini akan berakibat pada penyajian harga pokok persediaan produk dalam neraca dan besar kecilnya laba atau rugi yang disajikan dalam laporan rugi laba, sehingga mempunyai kemungkinan mempengaruhi keputusan-keputusan tertentu yang diambil oleh manajemen. Apabila BOP yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk, maka harga pokok produk per satuan mungkin akan berfluktuasi oleh sebab berikut ini:
a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.
Karena diantara BOP ada yang bersifat tetap dalam kisaran (range) perubahan kegiatan produksi tertentu, maka perubahan volume produksi dari bulan ke bulan mempunyai dampak terhadap perhitungan harga pokok produk per satuan, jika BOP sesungguhnya dibebankan kepada produk.
b. Perubahan tingkat efesiensi produksi.
Dalam bulan tertentu misalnya terjadi kenaikan jumlah bahan penolong yang dipakai , karena tidak adanya pengawasan yang baik terhadap kegiatan produksi.
c. Adanya BOP yang terjadinya secara sporadik.
Misalnya kerusakan mesin, dalam bulan tertentu bisa saja terjadi 2 atau 3 kali, tetapi di bulan yang lain hanya sekali atau tidak terjadi kerusakan.
d. BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
Misalnya pemberian THR pada karyawan.
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produkya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produk per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada unsur biaya yang baru dapat diketahui jumlahnya setiap awal bulan berikutnya atau pada akhir tahun.
B. Langkah Penentuan Tarif BOP
1) Menyusun Anggaran BOP
Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat produksi (kapasitas) yang akan digunakan sebagai dasar penaksiran jumlah anggaran BOP. Kapasitas tersebut antara lain:
 Kapasitas teoritis/ideal
Adalah kapasitas maksimum yang dapat dihasilkan oleh suatu departemen atau pabrik dalam kondisi yang sempurna tanpa ada hambatan.
 Kapasitas praktis/realistis
Adalah kapasitas yang dapat dicapai oleh departemen-departemen atau pabrik setelah diperhitngkan adanya hambatan – hambatan intern yang tidak dapat dihindarkan.
 Kapasitas normal/jangka panjang
Adalah kapasitas yang dapat dicapai oleh departemen-departemen atau pabrik setelah dikurangi hambatan intern dan trend penjualan dalam jangka panjang.
 Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.
2) Memilih Dasar Pembebanan BOP kepada produk
Langkah selanjutnya adalah memiih dasar yang akan dipakai untuk membebankan secara adil BOP kepada produk beberapa dasar yang dapat dipakai untuk pembebanan BOP kepada produksi adalah sebagai berikut:
1. Satuan Produksi
2. Biaya - Biaya Bahan Baku
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung
4. Jam Tenaga Kerja Langsung
5. Jam Mesin
3) Menghitung tarif BOP
a. Atas dasar satuan produk
Tarif BOP / unit = Taksiran BOP
Taksiran Satuan Produk yang dihasilkan

BOP yang dibebankan kepada produk :
Tarif BOP / unit x unit yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan
Contoh:
Taksiran BOP suatu periode Rp 7.500.000,- taksiran produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan adalah 15.000 unit, besarnya tarif BOP / unit dan BOP yang dibebankan pada produk bila produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutanadalah 12.000 unit.
Rp 7.500.000,-_
Tarif BOP/unit = = Rp 500,-
15.000
BOP yang dibebankan pada produk adalah: 12.000 unit x Rp 500,- = Rp 6.000.000,-


b. Atas dasar biaya bahan baku
Rumus perhitungan tarif BOP:
Taksiran BOP_________ _ x 100 = Persentase BOP dari BBB yang dipakai
Taksiran biaya bahan baku yang dipakai
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran Rp 3.000.000,-
Taksiran biaya bahan baku selama 1 tahun anggaran Rp 6.000.000,-
Tarif BOP adalah sebesar Rp 3.000.000,- x 100 = 50% dari BBB yang dipakai.
Rp 6.000.000,-
Jika dalam tahun anggaran tersebut, suatu produk pesanan menggunakan bahan baku Rp 1.000.000,- maka BOP yang dibebankan kepada produk tersebut adalah Rp 500.000,-

c. Atas dasar biaya tenaga kerja
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_________ _ x 100 = Persentase BOP dari biaya tenaga kerja langsung
Taksiran biaya tenaga kerja langsung

d. Atas dasar jam tenaga kerja langsung
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_________ _ x = tarif BOP per jam tenaga kerja langsung
Taksiran jam tenaga kerja langsung


e. Atas dasar jam mesin
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_________ _ x = Tarif BOP per jam kerja mesin
Taksiran jam kerja mesin




Untuk menghitung selisih BOP baik selisih anggaran maupun selisih kapasitas, tarif BOP sering juga dibedakan atas 3 jenis, yaitu:

a. Tarif BOP Total
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_________
Ukuran Kemampuan (Kapasitas)

b. Tarif BOP Tetap
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP_Tetap________
Ukuran Kemampuan (Kapasitas)

. Tarif BOP Variabel
Tarif dihitung dengan rumus:
Taksiran BOP Variabel _
Ukuran Kemampuan (Kapasitas)
4) Tarif BOP Departemen
Bila dalam pengolahan suatu perusahaan menggunakan beberapa departemen produksi dan departemen pembantu maka untuk menentukan tarif BOP per departemen dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Penyusunan anggaran BOP per departemen
b) Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi.
c) Perhitungan tarif pembebanan BOP per departemen.










Test Formatif
I. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan mengapa dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, BOP dibebankan kepada produknya dengan menggunakan tarif!
2. Tuliskan langkah-langkah penentuan tarif BOP!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitas normal!

II. PT “UNTUNG ” menetapkan anggaran BOP-nya untuk tahun 2007 sebesar Rp 12.500.000,- Kapasitas normal 40.000 jam mesin. Taksiran BBB yang akan dipakai dalam tahun anggaran tersebut Rp Rp 20.500.000,-. Selama tahun 2007, jam mesin yang sesungguhnya 30.200 jam dan BBB yang sesungguhnya dipakai Rp 15.400.000,-
Berdasarkan data diatas, hitunglah :
a) Tarif BOP pada kapasitas normal.
b) BOP yang dibebankan kepada produk selama 2007!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar